Maqom Syeikh Maulana Aminullah Pesisir Barat Lampung -->

Maqom Syeikh Maulana Aminullah Pesisir Barat Lampung

Selasa, 1/11/2022

 


Faktasidik.com-LAMPUNG, dilansir dari laman eWARTA.co-Maqam Syekh Maulana Aminullah (Al-Habib Abdullah bin Husain Al Attos) atau biasa juga disebut Keramat Manula merupakan wisata religi yang terletak di perbatasan Provinsi Bengkulu-Lampung, tepatnya berlokasi di Desa Pugung Tanjung Jaoh Kecamatan Lemong, Krui Pesisir Barat Kabupaten Lampung.


Maqam ini berada di dalam kawasan taman nasional bukit barisan selatan yang menjulang di atas bukit menghadap lautan samudera. Perjalanan menuju ke maqam hanya dapat ditempuh melalui jalan setapak sejauh kurang lebih 2 kilometer atau setengah jam dari gerbang masuk yang bersebrangan dengan lintas Pesisir Barat Lampung. Sementara dari desa terdekat di Kabupaten Kaur yakni Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur, sekira setengah jam perjalanan ditempuh dengan berkendara.


Berziarah ke makam Syekh Aminullah sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebelum adanya jalan lintas Lampung - Bengkulu, akses jalan yang ditempuh yakni melewati pekon Pugung tanjung jaoh dengan menyusuri pantai dengan tebing karang dan melewati rimbunnya hutan belantara.


Namun sejak adanya Jalan lintas Lampung ke Bengkulu inilah awal mula melonjaknya peziarah dari penjuru negeri. Dahulu untuk sampai ke maqam, peziarah memakan waktu hingga 1 hari penuh pulang-pergi, berbeda dengan sekarang lebih singkat untuk sampai di lokasi maqam. Suasana yang tenang sejuk dan jauh dari hingar bingar bising manusia inilah yang akan kita jumpai selama perjalanan Hingga tiba di lokasi.


Petilasan Syeikh Aminullah



Tidak ada yang spesifik menjelaskan kapan dan di mana Syekh Aminullah wafat. Namun beberapa versi menyebutkan bahwa Syeikh Maulana Aminullah wafat pada 1525 masehi. 


Syeikh Aminullah sendiri tidak dimakamkan di sini melainkan yang disebut Keramat Manula-Maqam Syeikh Aminullah ini adalah sebuah petilasan saat beliau mencapai puncaknya menyebarkan agama Islam di Nusantara.


Dikisahkan Juru Kunci Maqam Syeikh Aminullah, Komarudin, awaliah (sebutan bangsawan) Al Habib Abdullah bin Husain Al Attos hendak melanjutkan aktivitasnya menyebarkan agama Islam berlayar menuju Aceh menggunakan perahu miliknya melewati Pesisir Barat. Namun sesampainya di perairan Krui, perahunya justru dihantam badai dan terdampar di wilayah ini. 


Syeikh Aminullah yang berhusnuzan kala itu, merasa tempat yang ia singgahi ini adalah tempat terakhir untuk sedekat mungkin dengan Allah. Sehingga dalam ilmu Tasawu, maqam/maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah berdasarkan apa yang telah diusahakan, baik melalui riyadhah, ibadah, maupun mujahadah, telah sampai pada jalan panjang yang harus Aminullah tempuh.   


Syeikh Aminullah pun tinggal hingga akhir hayatnya di sini. Namun keberadaan jasadnya tiadalah yang tau selain Allah ta'ala. 


Meski secara harfiah Syeikh Aminullah telah mati, kepercayaan juru kunci mengungkap bahwa Syeikh Aminullah belum mati. Wali Allah ini kerap hadir saat para peziarah datang mengantarkan doa. Namun hanya orang yang diizinkan Allah yang dapat merasakan kehadirannya.


Secara nalar kita tak akan mampu dihadapkan dengan kehadirannya. Namun secara hakekat, ruh Syeikh Aminullah hadir di raga penerusnya sebagai tempat meminjam raga/wali abdal, yang setiap periode tertentu digantikan oleh orang berbeda. 

   

Sehingga pemaknaan dalam ilmu tarekat, Syeikh Aminullah masih selalu hadir untuk menyambung doa bagi peziarah. 


Ada dua tempat yang menjadi petilasan Syeikh Aminullah yakni kolam berbentuk makam dengan hakekatnya manusia dilahirkan, dimatikan dan dibersihkan dan bukit yang justru menjadi tempat kedua atau turun menyampaikan doa.


Komarudin menceritakan kolam batu inilah tempat pertama yang dituju Syeikh Aminullah atas perintah Allah menjadikannya tempat bersuci. Kolam batu yang digali menggunakan tangan dalam semalam menjadi salah satu karomah Syeikh Aminullah. Sekelilingnya terdapat tiga sumur kecil/lubang berbentuk lafaz Allah, dan sembilan lubang bermakna sembilan ayat dalam Surah Al-Fatihah serta kehadiran wali sembilan/wali songo penerus Syekh Amnilullah untuk mengajarkan Islam di Nusantara.         


Komarudin mengatakan bersuci dan mandi di kolam batu ini menjadi kewajiban sebelum mengamalkan doa/ziarah di maqam ini. Jika peziarah datang tanpa mandi di kolam ini, maka amalannya sama dengan beribadah di rumah/tempat biasa. 


Tempat kedua sebagai pusat/bukit dengan dua batu lonjong, kurang lebih setinggi 40 senti meter dan berat 30 kilometer, penanda tempat berdoa. Hakekatnya justru sebagai tempat turun atau tempat terendah di bumi untuk menyampaikan doa. 

Berbentuk seperti makam untuk mengingat kematian dan tempat kembali kepada Allah. Kedua pembuatan/tempat petilasan ini memiliki jarak yang diperkirakan satu tahun setelah Syeikh Aminullah menggali kolam.


Di sekeliling dua batu inilah peziarah menyampaikan doa kepada Allah agar hajat dan urusan dunia cepat terkabul.


Masyarakat sekitar menyebutnya Maqam Puyang Jaoh, Maqam Tian Ghumpok, sebuah sebutan yang menandakan bahasa yang halus saat menyebut area ini. 


Maqam keramat berarti ada sosok wali/ulama/syekh yang dianugerahi oleh Allah SWT "Karomah" dan hal ini sudah lumrah kita dengar khususnya warga Indonesia. Jika sudah ada istilah "Keramat" tentu dibenak kita adalah tempat yang suci dan banyak orang berdo'a (ziarah), Begitu pula di Maqam Syeikh Aminullah ini.


Saat tiba di area makam, peziarah akan langsung dihadapkan dengan kolam batu berukuran kecil lengkap dengan aliran mata airnya. Sepintas ukuran kolam kecil ini tak akan muat untuk mandi. Namun suatu keajaiban ada, di mana ketika peziarah mencoba masuk ke kolam batu tersebut terasa lapang dan bisa muat lebih dari satu orang. Sungguh kuasa Allah.


Di lokasi maqam yang terdapat di bukit terdapat gubuk kecil dan mushola sebagai pijakan pertama ketika sampai di area makam. Peziarah bisa sholat atau istirahat sejenak lalu berdo'a di sekitaran maqam.


Ada sesuatu yang membuat peziarah heran yaitu pada ke dua batu nisan makam hanya berupa batu lonjong tinggi ±40 cm tegak berdiri tanpa ditancap atau digali. Permukaan batu nisan tersebut tidak rata dan tidak pula runcing. Ini sungguh keajaiban dari yang Maha Kuasa Allah SWT.  


Sebelum berdoa, kata Komarudin, peziarah dianjurkan untuk berkeliling/tawaf di sekeliling batu. Setelahnya melanjutkan dengan amalan-amalan seperti Shalat dan menghaturkan salawat nabi lalu menyampaikan doa. Ada isyarat menarik saat kita memiliki hajat atau keinginan yakni diizinkan mengangkat batu seberat kurang lebih 30 kg. Jika kondisi dan pikiran tertuju pada keduniawian, maka batu takan terangkat. Namun jika telah iklas dan menyerahkan keadaan pada Allah, peziarah akan bisa mengangkat batu itu. Serta masih banyak lagi karamah Syeikh Aminullah yang tidak penulis ketahui.  


Berziarah merupakan tanda kita mengakui kebesaran Tuhan yang Maha Kuasa, sekaligus mengetahui sejarah Islam masa silam.


Menjadi satu alasan singgahnya Syeikh Aminullah di tempat ini adalah atas izin Allah. Sehingga bukan tanpa maksud Allah memerintahkan manusia untuk menyendiri di tempat yang tidak dipahami  oleh manusia pada umumnya._red.


Selain itu saat awak faktasidik.com mencoba mengali informasi lebih dalam, pada Senin, 10/01/2022 kepada penjaga Makam Djarot menerangkan, 25 tahun yang silam masyarakat yang berziarah hanya sampai sebatas di wilayah tempat kolam karomah Aminullah, tidak naik kesini, jelasnya

Faktasidik.com

Namun setelah diketahui keberadaan  tempat ini, masyarakat mulai ramai berkunjung ketempat ini, 


Pada hakikatnya menurut  Djarot sang penjaga maqom saat ini, tingkatan pengetahuan dalam agama islam yakni Syariat, Hakekat, dan Makrifat, 

"Kalau dihubungkan ditempat ini, Makrifat atau maqom ada di Kolam dimana tempat Syeikh Maulana Aminullah  bersuci atau mandi, sedangkan Syariatnya Syeikh Maulana Aminullah ada di disini," sambil menujuk kearah tempat terpancang nya dua batu 

Dan hakekatnya yaitu kedekatan  atau niat kita selaku seorang hamba itu sendiri kepada Allah SWT pada saat berkunjung ketempat ini. 


Disebutkan Maqom  Syeikh Maulana Aminullah  Masuk dalam Cagar Budaya Dunia, dan sampai saat ini tetap terjaga keasrianya,

selain itu  tempat ini banyak sekali dikunjungi oleh orang-orang  Penting, seperti Tito Karnavian, beberapa minggu yang lalu Anaknya Ibu Megawati Puan Maharani datang kesini,  


Tidak sedikit para pengunjung mengambil karomahnya  Waliyullah Syeikh Maulana Aminullah untuk keinginan mereka disini, "jelas Djarot


Penulis ( Alian) 


Diposting : Selasa, 1/11/2022

TerPopuler